Nggak ada kata yang lain kecuali syukur
al-hamdulillah. Panitia semula "agak ketar-ketir" tentang pembayaran tanah yang mencapai Rp.207.000.000,- (dua ratus tujuh juta). Bagaimana tidak, sanggupkah menutup dana sebesar itu? Kalau itu sanggup, bisakah terbayar dalam 3 bulan? Walau begitu, panitia masih sangat optimis akan tertutup semua. Di samping adanya penawaran dari pihak ketiga yang sanggup membantu panitia menutup dananya dulu, panitia berkeyakinan warga mampu memenuhinya.
Propaganda panitia dan antusias warga di minggu pertama bulan Maret 2014 sungguh ruuuuaaaaar biasa... Ini yang membuat panitia sangat yakin 1000% tanah wakaf akan cepet selesai. Kesanggupan disebarkan ke warga. Warga boleh "pesan tiket" untuk jangka waktu 3 bulan ke depan (sampai Mei 2014) dan nominal kesangguipan membayar wakafnya. Wes...wes...wes...!!! minggu pertama banyak yang masuk. Bahkan ada yang kontan membayar 20 jeti. Panitia bungahe puooolll sampe "agak" kebingungan di pertengahan Maret 2014. Dalam 2 (dua) minggu semua dana cash dan kesanggupan ditotal telah lebih 207 jeti!
Panitia seneng-seneng judheg. Lha gimana, walaupun sudah ditutup wakaf tanahnya, dana tetap mengucur terus. Persis 2 minggu setelah pencanangan wakaf, hari Ahad, 16 Maret 2014 Mas Saryanto kemudian mengumumkan di masjid bahwa wakaf tanah ditutup jam 13.00, dana yang masuk setelah itu dialihkan ke wakaf bangunan. Warga geger, pada pesen kesanggupan cepat-cepat. Bahkan ada yang nanting "mau membayar jika diikutkan wakaf tanah, bukan bangunan".
|
Gambar panitiane rapat di rumah Mas Rozi tentang wakaf yang membludag |
| 17 Maret 2014 | | | |
|
Masalah itu kemudian terpecahkan di dalam rapat. Semua selesai.