Senin, 28 April 2014

Tanah Selatan Masjid: Mengejar Harapan (3)

Rapat Panitia Pembebasan Tanah dan Renovasi tanggal 7 Februari 2014 mengamanatkan Tim Kecil untuk menemui Ibu Zukhriyah, tentang kepastian penjualan tanah dan harga tanahnya. Tim Kecil merencanakan menemui Bu Zukhriyah pada malam Ahad, 15 Februari 2014. Berhubung terjadi hujan abu Gunung Kelud di Yogyakarta (14 Februari 2014) rencana itu ditunda satu minggu kemudian. Akhirnya pada hari Sabtu, 22 Februari 2014, habis Isya, Tim Kecil yang terdiri dari Pak Slamet SE, Pak Sutikno, Pak Bahiej, dan Pak Bukhori menuju ke rumah Bu Zukhriyah di Pilahan Rejowinangun Kotagede untuk bernegosisasi.
Tim Kecil yang dipimpin Pak Slamet kemudian berhasil menemui Bu Zukhriyah (yang didampingi Mas Benny, anaknya). Terjadi kesepakatan bahwa harga tanah 1 juta rupiah dan dapat dibayarkan dalam tempo waktu 3 (tiga) bulan.
Sesampainya di Salakan, diadakan meeting terbatas di rumah Pak Slamet untuk tindak lanjut yang dihadiri Pak Slamet SE, Pak Sutikno, Pak Bahiej, Pak Bukhori, Pak Mukhlison, dan Pak Joko AP. Rapat malam itu memutuskan agar diselenggarakan rapat panitia segera, disepakati nadzirnya adalah nadzir perseorangan, dan pada pengajian rutin Ahad pagi ba'da Shubuh, 16 Februari 2014, dilakukan sosialisasi pertama kali...

Sabtu, 26 April 2014

Tanah Selatan Masjid: Secercah Harapan (2)

Rapat Takmir Masjid Al-Muttaqin ke-27 tanggal 31 Januari 2014 menjadi embrio ghirah itu. Salah satu keputusan rapat adalah menunjuk Bapak Sutikno untuk menjadi Ketua Panitia Renovasi Masjid Sisi/Serambi Utara. Alasan renovasi ini adalah memaksimalkan penggunaan serambi utara untuk sholat, khususnya Sholat Jum'at yang semakin hari jamaah semakin meluber sampai belakang.
Rapat itu mengagendakan rapat selanjutnya di rumah Bapak Ahmad Bahiej pada tanggal 7 Februari 2014.
Seminggu kemudian, rapat di rumah Sekretaris Umum Takmir ini dilaksanakan dengan agenda pembentukan Panitia Renovasi. Namun di awal rapat ini, Bapak Bahron (Baong) menginformasikan bahwa tanah sebelah masjid ada lampu hijau untuk dijual kepada masjid. Bapak Slamet SE kemudian menghubungi Ibu Zukhriyah (pemilik tanah) mengenai informasi itu. Setelah ada kepastian akan dijual, Takmir bertekad untuk membeli tanah itu dan mengganti nama kepanitiaan menjadi Panitia Pembebasan Tanah dan Renovasi Masjid Al-Muttaqin.
Alhamdulillah... Secercah harapan pengembangan masjid terpampang di depan mata...

Tanah Selatan Masjid: Menggapai Mimpi (1)

Sudah sejak lama Takmir Masjid Al-Muttaqin khususnya, dan warga Salakan Potorono Banguntapan Bantul pada umumnya, menginginkan agar tanah di sebelah selatan masjid dapat dimiliki masjid. Di samping tanah masjid yang sudah mepet kanan-kiri-belakang dan hanya tersisa depan (8x10 meter), kegiatan masjid sangat membutuhkan lahan kosong.
Kegiatan penyembelihan kurban, bazar, pengajian, dan paling tidak untuk parkir yang membludak saat sholat jum'at (khususnya saat hari Jum'at tanggal merah) menjadi alasan utama mengapa tanah kosong di samping masjid itu menjadi impian agar dapat dimiliki masjid. Foto berikut menunjukkan bahwa tanah tersebut sangat berguna dan sangat dibutuhkan masjid.

Saat penyembelihan hewan korban...



Saat bazar...



Pas pengajian...













Logo Baru Masjid Al-Muttaqin 2014

Mulai tahun 2014, Masjid Al-Muttaqin memiliki logo baru sebagaimana tampak di atas. Sebelumnya, logo Masjid Al-Muttaqin berbentuk lingkaran dengan gambar masjid di tengahnya sebagaimana dalam halaman muka laman ini. Perubahan logo ini didasarkan pada pertimbangan segi artistik. Logo yang baru berbentuk kotak diagonal, dengan empat sisi memusat yang bertuliskan "al-muttaqin" dalam tulisan Arab.
Bagi warga yang membutuhkan filenya, Takmir Masjid Al-Muttaqin menyediakan file dalam bentuk format gambar (jpg) dan Corel (cdr). Permintaan silakan melalui email ke: 
ahmad.bahiej@uin-suka.ac.id 
atau 
ahmad_bahiej@yahoo.com.
Salam.